Tingkat suku bunga turun secara signifikan, dan diperkirakan akan terus terus berlanjut pada beberapa bulan kedepan. Hal ini merupakan respon atas penurunan suku bunga acuan BO yang tururn sebesar 125 basis poin (bps) sepanjang tahun 2020 serta penurunan sebesar 25 bps pada bulan Februari tahun 2021 kemarin.
Hal ini semakin ditegaskan oleh Gubernur bank Indonesia Perry Warjiyo dalam webinar Outlook Ekonomi Moneter dan keuangan Digital 2021 (7/12/2020). Beliau menyampaikan bahwa “Suku bunga rendah akan kami lanjutkan sampai tanda-tanda inflasi mulai meningkat,”.
Dengan menurunnnya suku bunga ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan di sektor kredit dengan suku bunga rendah agar tejadi pemulihan dunia usaha. Pelaku usaha dapat menjalankan kembali usahanya yang mungkin sempat terhenti dengan memanfaat kredit bunga murah. Dengan ini daya beli masyarakat juga akan terdorong naik, dan secara perlahan akan membangkitkan perekononomian secara nasional.
Disisi lain menurunnya suku bunga ini berdampak bagi para investor yang selama ini bermain aman dengan menyimpan dana mereka di bank melalui produk tabungan maupun deposito. Secara otomatis Bank akan menyesuaikan suku bunga sesuai peraturan dan update terbaru dari LPS.
Sudah saatnya sekarang ini para investor melirik Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk menempatkan dana nya. Jika dibandingkan suku bunga pada Bank Umum sebesar 4.25% p.a maka suku bunga BPR yang maksimal mencapai 6,75 % p.a bisa menjadi solusi bagi para investor atau pemilik dana untuk menempatkan dana mereka di Bank dengan aman.
BPR Trihasta Prasodjo merupakan Bank peserta penjaminan simpanan, tentunya dana yang nantiknya dipercayakan kepada kami akan terkelola dengan aman juga karena dijamin LPS sampai dengan 2 Milyar Rupiah.